Sinopsis Brama Kumbara Episode 47

Sinopsis Brama Kumbara Episode 47
Brama menyerang Gerombolan Ardalepa. Dalam perperangan telah dimulai pada episode 46 yang lalu. Secara bergantian dan kompak menyerang Ardalepa dan pengikutnya.

Saat pertarungan antara Ardalepa dan Bibi Sekar, Bibi Sekar terkena pukulan Ardalepa. Bibi Sekar kalah ia terjatuh. Brama langsung saja bergegas membantu Bibi Sekar dari keadaan itu.


Ardalepa kini menghilang kembali kegoa hantu tempat persembunyiannya di hutan larangan.

Di Goa, Ardalepa marah-marah. ia menyalahkan Banaspati atas kekalahannya itu. ia tidak terima bisa tertandingi oleh Bibi Sekar bersama pasukan dari kayangan.

Banaspati menjawab, kalau Pasukan dari kayangan adalah musuh abadinya. untuk itu jika Ardalepa ingin memperoleh kesaktian yang lebih, maka Ardalepa harus menggenapkan untuk membunuh tumbal 100 wanita perawan.

***

Bibi Sekar terkena serangan Ardalepa dan kini ia terluka. Dalam perjalanan pulang menaiki Burung Rajawali, Brama menaiki rajawali. Di perjalanan pulang itulah Brama memegang tangan Bibi Sekar. Bibi Sekar tesenyum malu-malu terlihat bahagia.

Sesampainya Brama di Istana Madangkara, Brama menggenong Bibi Sekar yang terluka dan membawanya ke kamar Brama.

Saat didepan Istana, terlihat Brama seolah menggendong, tapi tidak telihat apa-apa, karena wujudnya hanya berupa roh halus.

Harnum yang melihat hal itu langsung bertanya pada Kakek Asagina. "Kakek, apa yang dibawa oleh kakang Brama, sepertinya ia sedang menggendong sesuatu ?"

Kakek menjelaskan kalau Brama sedang menggendong Bibi Sekar yang terluka karena serangan Ardalepa.

Putri Harnum tidak terima, dan ia langsung marah-marah saat masuk ke kamar. Dia berteriak-teriak. Melihat kemarahan Harnum yang begitu hebat, Sekar ingin keluar dari kamar itu tapi brama melarang karena konisi Sekar masih sakit.

Harnum megambil pedang untuk mengusir sekar ,tapi tangan harnum yang sedang memegang pedang dipukul oleh brama. Harnum marah dan keluar dari kamar. Sekar menyuruh Brama mengejar Harnum. Brama menceritakan semuanya terus brama memegang tangan harnum terus meluk harnum.

(Terus pada bagian ini saya yakin banyak cewek pada ngiri sama Harnum. hehehe :D )

***
Lasmini membawa Samba ke perkampungan, Samba diobati oleh tabib. Tabib mengatakan kalau tubuh Samba itu kuat, kalau tidak kuat, pasti telah mati, karena ular yang menggigit Samba itu sangat berbisa.

Saat sadar, Samba ingin berpisah dai Lasmini di perkampungan itu. Tapi, Lasmini tidak mau, karena ia tidak punya siapa-siapa dan juga tidak punya tujuan. Sehingga Lasmini ingin mengikuti Samba. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Samba menyetujui dan kini Samba bersama Lasmini menuju sebuah kadipaten tempat dimana Adik Panglima Rinkin Sanjaya tinggal.

Sebelum meninggalkan desa itu, Raden Samba menjelaskan tujuannya pada Lasmini, jika ia ingin mengantar pedang kemuning emas kepada pemiliknya yaitu adik dari Panglima Rinkin. Ada dua penduduk desa yang menginginkan pedang itu dan mencoba merebut dari Samba. Perkelahianpun terjadi, dan Samba dengan mudah mengalahkannya.

***

Gardika dan Gardanara menjalankan ujian untuk memperoleh Ajian Pancasona dan Ajian Rawa Rontek. Namun sayang mereka gagal melaksanakan ujian itu sehingga mereka gagal untuk mendapatkan Ajian Pancasona dan Ajian rawa Rontek.

Karena kegagalan itu, Gardika marah dan mengamuk. ia meluncurkan ajian-ajian itu sembarangan, sehingga jika tidak dicegah oleh Gardanara, maka daerah itu bisa hancur.

Untuk tetap memperoleh Ajian Pancasona dan Rawa Rontek mereka mencari akal bagaimana caranya, untuk memperoleh Ajian itu tanpa melalui ujian.

***

Buntak Bumi masih kecewa atas kekalahannya dari Raja Kuntala. Ia tidak sudi menjadi pengikut Raja Raksa yang sombong itu. Tapi apa dikata, mereka kalah dalam pertempuan itu.

Kijara dan Lugina bingung dengan sikap Ketagena dan Buntak Bumi. Mengapa mereka membenci raja mereka sendiri. Karena salah paham, Adyaksa betarung dengan Kijara. Tentu saja Ayaksa kalah, karena Kijara lebih kuat.

Buntak Bumi akhirnya menjelaskan kalau Raja Raksa itu sombong. ia akan mencampakkan siapa saja yang ianggapnya tidak berguna. Mendengar penjelasan itu Kijara dan Lugina akhirnya mengerti.

***

Nyai Kecombrang kini telah menduduki kerajaan Sanggem. Meskipun demikian, ia masih tidak begitu puas atas kekuasaanya itu. Nyi Kcombrang merindukan sosok Prima Handra, Brondong yang disukainya.

Setelah diterowong dengan tongkat mata dewa, Prima Handra terlihat disebuah penginapan. Nyi Kcombrang lalau bergegas ke penginapan itu.

Saat ditanya kepada penjaga penginapan, ternyata Prima Handra telah menginap selama tiga hari dan ia tidak kelua karena tidak mampu bayar.

Nyi Kcombrang bergegas melihat Prima Handra. Setelah kamar dibuka, ternyata memang benar Prima Handra berada disana.

Saat Nyi Kcombrang masuk, ternyata didalam ruangan ada dua wanita. Nyi Kcombrang marah besar. Permintaan maaf dari Prima Handra tidak diterimanya. Dengan sekali pukul Prima Handra terlempar.

Saat Nyi Kcombrang keluar, ia tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Prajurit yang mencoba menghalangi langsung dibunuhnya.

***

Mantili terlihat uring-uringan melihat Gottawa yang kini bersama Jelantik. Wanita mantan pacarnya yang kini membutuhkan bantuan.

Gottawa terlihat mesra saat mengajari Jelantik jurus-jurus pedang. Mantili yang melihat hal itu,langsung mengajak Jelantik bertarung. Gottawa melerainya, karena jelas itu tidak seimbang.

Melihat Jelantik belatih pedang sendirian, Putri Harnum datang menghampiri Jelantik. Mereka berlatih pedang bersama-sama.

***

Tenaga Sekar telah pulih. Dan Harnum tidak lagi emosi, ia sudah dapat menerima penjelasan Brama.

Pranjurit dari kayangan berlatih, Termasuk Brama. Brama berlatih memperdalam ilmu Ajian Lampah Lumpuhnya.

Brama mencoba Ajian itu dengan melawan Sekar dan Kakek Astagina. Dengan bantuan mereka mereka, kini Brama dapat menguasai Ajian Lampah-Lumpuh dengan sempurna.

***
Yang bagian tidak dimasukkan silakan tulis dikomentar, nanti saya tambahkan ...

BERSAMBUNG ...
Next Post Previous Post