Brama Kumbara Episode 19
Brama Kumbara Episode 19
Saat Brama hendak membawa Bibi Sekar keluar dari Istana Ardalepa, ia bertemu Guru Sekar.
Guru dari Sekar sangat membenci Brama. Ia melarang hubungan Sekar dengan Brama karena ia merasa malu saat pertemuan dunia persilatan. Dalam peremuan ini Sekar dan muridnya selalu menjadi bahan pembicaraan para pendekar.
Guru Sekar Asoka, malah menyuruh Sekar untuk menerima Ardalepa menjadi suaminya. Agar hubungan sekar bersama Brama hilang. Brama tidak dapat menerima begitu saja. Karena diusir, akhirnya Brama meninggalkan Istana ardalepa.
Diperjalanan, Brama bertemu dengan prajurit dari kerajaan. Prajurit itu memberitahukan tentang kematian Putri Raja Kuntala yang bernama Amelita. Brama langsung bergegas ke Istana dengan menaiki Burung Rajawali miliknya.
***
Dihutan Utari berlatih pedang Merah. ia akhirnya menguasai pedang tersebut. Setelah itu a mencari Prima Handra. Karena selama Utari hilang ingatan, ia hanya ingat mantan kekasihnya Prima Handra.
Utari tidak mengetahui dimana Prima Handra berada. Tapi dengan kesaktian pedang merah, pedang itu bisa mengetahui dimana Prima Handra berada.
Saat Utari menggunakan pedang merah, tak sengaja, Raden Samba melihat. Sehingga ia mengintip, Utari yang kemudian mengetahui hal itu langsung meringkusnya. Teman dari Raden Samba yaitu Kendala.
Mantili yang berada bersama Gottawa di hutan kemudian mendengar kabar kalau Putri Armelita meninggal. Saat hendak ke istana ia mengajak Gottawa dengan alasan di Kerajaan Gottawa bisa bertemu dengan Brama. Awalnya Gottawa tidak au, tapi akhirnya ia mau juga.
***
Di Istana Kuntala semua dalam keadaan berkabung. Brama yang menjadi tersangka dalam keadaan ini akhirnya dibebaskan oleh raja. Ia dibebaskan oleh Raja. Dalam Hal kematian Putri Armelita ini, semua bukti mengarah ke Brama. Para Petinggi kerajaan menghasut raja agar Brama i hukum. Tapi Brama di bebaskan begitu saja oleh raja.
Di Acara Pembakaran, Raja tampak marah sekali kepada Brama. Brama Bertemu dengan Dewi Harnum dan menanyakan keadaan pertemuan terakhirnya dengan Putri Anelita. Dewi Harnum percaya kalau bukanlah Brama pelakunya.
Mantili yang baru saja sampai di kerajaan langsung marah. Ia mengutuk keras siapa pelaku pembunuhan itu. Saat Ayahnya menyebut pembunuhnya adalah Brama, ia langsung marah kepada Brama. Saat itulah Ibunya berusaha menenangkan an mengatakan kepada Mantili kalau hal tersebut bisa saja sebuah fitnah karena orang itu iri akan kedudukan Brama di kerajaan kuntala itu. Mantili berfikir kalau apa yang dikatakan ibunya itu mungkin ada benarnya, sehingga ia berhasil meredam amarahnya dan bertekad membantu Brama menemukan pembunuh sebenarnya.
***
Sepulang dari Acara pembakaran, Brama bersama mantili Kembali kehutan. Rastam bercerita mengenai Utari yang lupa ingatan dan hanya ingat kepada mantan kekasihnya. Hal itu membuat Brama tertawa dan merasa lucu.
Brama menyuruh Mantili pulang dan Mantili tidak mau. Mantili mau pulang kalau Gottawa ikut. saat itu juga Brama mengajak Gottawa untuk ikut. Brama akan menjadikan Gottawa sebagai wakil panglima perang. Gottawa awalnya tidak mau, tapi mengingat tujuannya untuk mengembalikan kerajaan Madangkaa, ia akhirnya menyetujuinya.
Saat Brama mengusulkan Gottawa sebagai wakil Panglima perang, Raja langsung menyetujuinya. Hal ini tidak serta merta disetujui oleh para pejabat istana.
Raden Samba dan Kendala yang tadinya hanya menguping pembicaraan, akhirnya bertanya langsung kepada raja apa alasan raja mau menerima Gottawa begitu saja, padahal raja belum tahu asal-usul dan apa kemampuan Gottawa. Raja menjawab kalau ia sebenarnya punya rencana sendiri atas keputusannya.
Raja bercerita kalau sebenarnya ada sebuah Keris yang memiliki kemampuan untuk menandingi pedang biru. Keris itu milik keturunan Empu Gandring. Jadi dengan Keris itu ia akan mengusir Brama setelah misinya selsesai. Brama dikerajaan itu hanya akan dijadikan sebagai alat untuk merebut kekuasaan untuk merebut kerajaan Mentawai. Setelah itu Brama dan kerajaan akan ditendang dari Keajaan.
***
Di Istana Ardalepa akan mengadakan pernikahan dengan Sekar. Semua selirnya di panggil termasuk istri ketiganya. Ia menceraikan istri dan mengembalikan selir-selirnya ke kampung asalnya.
Sekar yang dalam keadaan bingung gelisah, mengunggu kedatangan Brama tapi Brama tidak juga muncul. ia berdoa agar pernikahannya dengan Adalepa ini bisa dibatakkan karena ia belum bisa dengan sepenuh hati melepaskan Brama dari Hatinya.
Saat pernikahan hendak akan berlangsung, ternyata selir yang ada didalam kereta saat ingin dipulangkan tidak terima begitu saja. Sehingga selir dan Istri ardalepa itu kembali ke Istana. ia mengacaukan keadaan dan mempermalukan Ardalepa.
Istri Ketiga Ardalepa mengaukan syarat jika ardalepa ingin mencerainya. Ia meminta separuh harta Ardalepa bau bersedia diceraikan. Sahabat tahu apa yang terjadi? saat itu juga .....
Baca juga episode 18 disini.
B E R S A M B U N G ....
Saat Brama hendak membawa Bibi Sekar keluar dari Istana Ardalepa, ia bertemu Guru Sekar.
Guru dari Sekar sangat membenci Brama. Ia melarang hubungan Sekar dengan Brama karena ia merasa malu saat pertemuan dunia persilatan. Dalam peremuan ini Sekar dan muridnya selalu menjadi bahan pembicaraan para pendekar.
Guru Sekar Asoka, malah menyuruh Sekar untuk menerima Ardalepa menjadi suaminya. Agar hubungan sekar bersama Brama hilang. Brama tidak dapat menerima begitu saja. Karena diusir, akhirnya Brama meninggalkan Istana ardalepa.
Diperjalanan, Brama bertemu dengan prajurit dari kerajaan. Prajurit itu memberitahukan tentang kematian Putri Raja Kuntala yang bernama Amelita. Brama langsung bergegas ke Istana dengan menaiki Burung Rajawali miliknya.
***
Dihutan Utari berlatih pedang Merah. ia akhirnya menguasai pedang tersebut. Setelah itu a mencari Prima Handra. Karena selama Utari hilang ingatan, ia hanya ingat mantan kekasihnya Prima Handra.
Utari tidak mengetahui dimana Prima Handra berada. Tapi dengan kesaktian pedang merah, pedang itu bisa mengetahui dimana Prima Handra berada.
Saat Utari menggunakan pedang merah, tak sengaja, Raden Samba melihat. Sehingga ia mengintip, Utari yang kemudian mengetahui hal itu langsung meringkusnya. Teman dari Raden Samba yaitu Kendala.
Mantili yang berada bersama Gottawa di hutan kemudian mendengar kabar kalau Putri Armelita meninggal. Saat hendak ke istana ia mengajak Gottawa dengan alasan di Kerajaan Gottawa bisa bertemu dengan Brama. Awalnya Gottawa tidak au, tapi akhirnya ia mau juga.
***
Di Istana Kuntala semua dalam keadaan berkabung. Brama yang menjadi tersangka dalam keadaan ini akhirnya dibebaskan oleh raja. Ia dibebaskan oleh Raja. Dalam Hal kematian Putri Armelita ini, semua bukti mengarah ke Brama. Para Petinggi kerajaan menghasut raja agar Brama i hukum. Tapi Brama di bebaskan begitu saja oleh raja.
Di Acara Pembakaran, Raja tampak marah sekali kepada Brama. Brama Bertemu dengan Dewi Harnum dan menanyakan keadaan pertemuan terakhirnya dengan Putri Anelita. Dewi Harnum percaya kalau bukanlah Brama pelakunya.
Mantili yang baru saja sampai di kerajaan langsung marah. Ia mengutuk keras siapa pelaku pembunuhan itu. Saat Ayahnya menyebut pembunuhnya adalah Brama, ia langsung marah kepada Brama. Saat itulah Ibunya berusaha menenangkan an mengatakan kepada Mantili kalau hal tersebut bisa saja sebuah fitnah karena orang itu iri akan kedudukan Brama di kerajaan kuntala itu. Mantili berfikir kalau apa yang dikatakan ibunya itu mungkin ada benarnya, sehingga ia berhasil meredam amarahnya dan bertekad membantu Brama menemukan pembunuh sebenarnya.
***
Sepulang dari Acara pembakaran, Brama bersama mantili Kembali kehutan. Rastam bercerita mengenai Utari yang lupa ingatan dan hanya ingat kepada mantan kekasihnya. Hal itu membuat Brama tertawa dan merasa lucu.
Brama menyuruh Mantili pulang dan Mantili tidak mau. Mantili mau pulang kalau Gottawa ikut. saat itu juga Brama mengajak Gottawa untuk ikut. Brama akan menjadikan Gottawa sebagai wakil panglima perang. Gottawa awalnya tidak mau, tapi mengingat tujuannya untuk mengembalikan kerajaan Madangkaa, ia akhirnya menyetujuinya.
Saat Brama mengusulkan Gottawa sebagai wakil Panglima perang, Raja langsung menyetujuinya. Hal ini tidak serta merta disetujui oleh para pejabat istana.
Raden Samba dan Kendala yang tadinya hanya menguping pembicaraan, akhirnya bertanya langsung kepada raja apa alasan raja mau menerima Gottawa begitu saja, padahal raja belum tahu asal-usul dan apa kemampuan Gottawa. Raja menjawab kalau ia sebenarnya punya rencana sendiri atas keputusannya.
Raja bercerita kalau sebenarnya ada sebuah Keris yang memiliki kemampuan untuk menandingi pedang biru. Keris itu milik keturunan Empu Gandring. Jadi dengan Keris itu ia akan mengusir Brama setelah misinya selsesai. Brama dikerajaan itu hanya akan dijadikan sebagai alat untuk merebut kekuasaan untuk merebut kerajaan Mentawai. Setelah itu Brama dan kerajaan akan ditendang dari Keajaan.
***
Di Istana Ardalepa akan mengadakan pernikahan dengan Sekar. Semua selirnya di panggil termasuk istri ketiganya. Ia menceraikan istri dan mengembalikan selir-selirnya ke kampung asalnya.
Sekar yang dalam keadaan bingung gelisah, mengunggu kedatangan Brama tapi Brama tidak juga muncul. ia berdoa agar pernikahannya dengan Adalepa ini bisa dibatakkan karena ia belum bisa dengan sepenuh hati melepaskan Brama dari Hatinya.
Saat pernikahan hendak akan berlangsung, ternyata selir yang ada didalam kereta saat ingin dipulangkan tidak terima begitu saja. Sehingga selir dan Istri ardalepa itu kembali ke Istana. ia mengacaukan keadaan dan mempermalukan Ardalepa.
Istri Ketiga Ardalepa mengaukan syarat jika ardalepa ingin mencerainya. Ia meminta separuh harta Ardalepa bau bersedia diceraikan. Sahabat tahu apa yang terjadi? saat itu juga .....
Baca juga episode 18 disini.
B E R S A M B U N G ....