Sinopsis Brama Kumbara Episode 40

Brama Kumbara Episode 40 ini sangat seru. Rugi rasanya kalau tidak ditonton bagaimana kisahnya, berikut sinopsisnya.

Brama selamat dan memperdalam ajian serat jiwa. ia bersama Kakek Astagina menyempurnakan ajian serat Jiwa yang dimiliki.

Kuntala mendengar berita kalau Brama sudah mati. dan Nyi Kcombrang berhasil melenyapkan Ardalepa. Mendengar Berita ini Raja Raksa Kumala bersenang-senang akan mengadakan pesta. Tapi Adyaksa menyarankan agar Kuntala melakukan penyerangan melakukan penyerangan terhadap Madangkara.


Sebelum melakukan penyerangan kalau harus hati-hati saat menyerang Madangkara, karena di Madangkara banyak pendekar tangguh yang tidak bisa diremehkan. Untuk memastikan penyerangan, Nyikcombrang diminta memastikan keadaan Madangkara. Karena pengalaman menyerang sebelumnya gagal karena Kerajaan Madangkara tidak terlihat dari kejauhan berkat ilmu Halimunan milik Kakek Astagina.

Nyi Kcombrang melihat langsung kelapangan, memang benar ada suatu kekuatan gaib yang membuat Madangkara tidak terlihat. Tapi Nyi Kcombrang berhasil membuka pesirep ajian Halimunan itu dan sekarang pasukan Kuntala sudah bisa menyerang.

Nyi kcombrang kembali ke Segati. Tanpa diketahui ia diserang oleh Roh Bibi Sekar Tanjung. Bibi Sekar kemudian menahannya didalam tanah.

***

Kuntala menyerang kini dipimpin oleh pendekar bayaran Buntak Bumi. Kijara dan Lugina adalah dua orang sakti yang tidak terkalahkan. Sebelumnya berhasil mengalahkan Brama.
Kijara dan Lugina

Madangkara yang hanya dipimpin Panglima Rinkin Sanjaya tidak berdaya. Panglima RInkin Sanjaya dengan pedang Merahnya kalah. Ia terluka parah.

***

Mantili kini mengobati samba dan Gottawa. Kini kondisi Gottawa danSamba mulai membaik. Tiba tiba ada uara burung rajawali. Burung itu tidak lain adalah burung milik Brama.

Ada petanda tidak baik dengan datangnya rajawali ke tempat persembunyian Gottawa Samba dan Mantili. Burung itu seakan memberi petunjuk kalau di Madangkara ada masalh besar.

Mantili, Samba dan Gottawa bergegas ke Madangkara mengikuti arah burung itu terbang. Mantili menggunakan pedang biru terbang terlebih dahulu agar lekas sampai.

Sampainya mantili di Madangkara, ternyata memang benar terjadi peertempuran dahsyat terlhat dengan tergeletaknya panglima Rinkin Sanjaya di depan pintu gerbang Madangkara.

Mantili melawan Kijara dan Lugina. Awalnya Mantili dapat memukul mundur Lugina. Lugina terperangkap dalam pedang merah. tapi Kijara berhasil mengeluarkan Lugina.

Mantili kemudian menarik Lugina kedalam tanah dan menguburnya disana. Lagi-lagi Kijara mengeluarkan kesaktiannya menggunakan ajian Serat Bumi. Mantili kewalahan, tai berhasil menyaingi menggunakan ajian srigunting dengan pedang Merahnya.

Samba tiba di Madangkara. Kini Mantili mendapat sedikit bantuan. Peperangan sengit terjadi seperti kucing mengejar tikus. Samba dan Mantili keluar masuk tanah. Sementara itu Gottawa menyelamatkan Panglima Rinkin Sanjaya.

Panglima Rinkin Sanjaya dalam keadaan terluka, tapi ia masih bisa selamat. Saat Gottawa hendak memanggilkan tabib, Sanjaya memanggil Gottawa dan menyuruh Gottawa menggunakan pedang pusaka Keturunan empu Gandring itu Pedang Kemuning Emas untuk membantu Mantili menghadapi Kijara dan Lugina.

Sadar kalau Kijara dan Lugina bukan tandingannya, Mantili dan Raden Samba selalu menghindar, karena kalau dipaksa melawan, ia bisa kalah.

Saat Gottawa dan Mantili terdesak, saat itu datang lah Brama.

Kedatangan Brama sontak membuat orang-orang Kuntala itu terkejut karena setahu mereka Brama sudah mati, tetapi sekarang malah hidup lagi.

Brama Kumbaca Datang menghadapi Lugina dan Kijara.
Kini Brama memiliki ajian Serat Jiwa yang sempurna. Brama bisa menandingi ajian serat Jiwa tingkat 12. Bahkan Ajian serat jiwa tingkat 12 bisa dikalahkan Brama seorang diri. itu menandakan kalah Ajian Serat jiwa yang imiliki Brama bisa saja berada diatasnya.

Karena kalah, Kjara dan Lugina mengeluarkan Ajian Pamungkas. Ajian itu bernama Ajian Waringin Sungsang. Ajian Waringin Sungsang memiliki kelebihan yaitu bisa mnenyedot tenaga dalam orang sehingga tidak sama sekali. Jika ibiarkan, maka orang yang terkena bisa hangus dan hancur menjadi tepung.

Kedua pendekar bayaran ini menggunaan Ajian Waringin Sungsang dan menyerang sekali gus. Ajian Waringin sungsang osisinya memang lebih kuat dari Serat jiwa makanya kali ini Brama hampir kalah.

Gottawa kini sudah kembali dari mengobati Panglima Rinkin kini ia memegang pedang kemuning Emas.

Melihat Brama yang hampir kalah, Mantili dan Gottawa membantu pertarungan ajian itu dengan pedang Kemuning Emas dan Pedang Merah. Saat itu Kijara dan Lugina terlempar. Mereka kalah.

Karena saking menangnya, Mantili kegirangan sampai tak terasa, ia memeluk Gottawa yang ada didekatnya. Samba yang dalam keadaan cemburu langsung melepaskan pelukan itu.

Tiba-tiba langit berubah warna menjadi hitam sekali gus seperti malam. Saat langit menjadi terang kembali, Brama, Samba dan Mantili dan Gottawa sudah tidak ada ditempat itu.

Lugina dan Kijara beserta semua prajurt yang ada ditempat itu tidak menemukan Brama dan kawan-kawan. Bahkan jejaknya saja tidak ditemukan.

***

Gardika pulang ke Kuntala, Gardika yang memiliki ilmuSerat Jika kini telah memiliki ilmu tinggi. Ilmu itu gabungan dari ilmu-ilmu yang lain yaitu Sambar Nyawa, Serat Jiwa dan Jala Dara.
Gadanara - Gardika - Lasmini
Gadanara - Gardika - Lasmini
Sayangnya kedatangan Gardika dipandengan sebelah mata oleh raja Raksa Kumala. Raja Raksa Kumala membenci Gardika karena selalu gagal dalam peperangan.

Karena Raja Marah dan mempermalukan Gardika, Gardanara marah, sehingga ia memancing emosi kakaknya agar memberontak pada raja Kuntala. Saat lasmini mencoba melarangnya, Lasmini malah tersandung dan keguguran. Lasmini diperkirakan keguguran, tapi kata tabib tidak hanya saja kandungannya lemah.

Putri Harnum mencoba bunuh diri mendengar Raja Raksa Kumala akan menjadikannya Istri. Putri harnum tidak main-main ia benar-benar melakukan itu dan ia kini sudah tidak sadarkan diri.

Ia banyak mengeluarkan darah sehingga sulit untuk menolongnya. Dengan tenaga dalam, Gardika mencoba menolongnya kembali.

Ardalepa kembali ia tidak tahu apa yang terjadi di Madangkara.

B E R S A M B U N G     . . . .
Next Post Previous Post