Brama Kumbara Episode 27
Sayembara merebut pedang Kemuning emas kini masih berlanjut. Episode 26 pada bagian akhir menyisakan Mantili bertemu dengan Utari yang menggunakan topeng.
Pada awalnya Utari menang, tapi beberapa saat kemudian, Utari terkena pukulan dari Mantili. Sebenarnya Utari tidak kalah. Tapi Utari mengingat kalau Mantili dahulu pernah menarik pedangnya. Maka saat pertarungan sayembara ini, Utari memilih untuk menghindar agar pedang merah tidak jatuh ketangan Mantili.
Sementara Mantili memenangkan pertarungan sayembara. Saat tersebut majulah Prima Handra menggunakan cadar. Sebenarnya majunya Peima Handra ke arena laga bukan kemauannya sendiri, melainkan kemauan dari Mak Kecombrang.
Prima Handra bingung kalauMantili wanita yang ia hadai ternyata tangguh juga. dengan terpaksa dan gugup akhirnya ia melawan Mantili. Tapi dengan beberapa pukul saja, Prima Handra kalah.
Mak Kecombrang tentu tidak mau diam saja melihat kekasihnya kalah begitu saja. Ia menggunakan kesaktiannya memasuki tubuh Pima Handra. Sontak Prima Handra menjadi kuat seketika. Dan bisa dipastikan Mantili kalah dengan mudah hingga keluar arena sayembara.
Adalepa yang tidak terima Anaknya kalah, langsung memasuki arena laga. Pertarungan melawan Prima Handra berlangsung seru, bahkan mereka sempat adu kesaktian. Tapi akhirnya Prima Handra kalah karena terlempar dari Arena.
Ardalepa menang. Ia kini sudah meminta senjata kemuning emas. Tapi sayembara belum berakhir. Kini giliran Gardika Maju menghadapi Ardalepa.
Kembali terjadi pertarungan seru antara Ardalepa dengan Gardika.
***
Ditengah perjalanan Brama Kumbara menuju markas Gottawa dihutan, ia menemukan penduduk yang disiksa oleh prajurit. Saat itu rakyat disiksa dan harta kekayaannya dirampas.
Brama Kumbara yang melihat kejadian itu tidak tega dan membebaskan warga tesebut dari para prajurit.
Masyarakat ini sangat beterima Kasih karena ditolong oleh Brama. Salah satu warga berkata. "Sungguh mulia hati raden. Jika aden menjadi raja, pasti penduduk akan menjadi aman tentram"
Mendengar hal tesebut, Brama hatinya menjadi Membara, ia lalu memutuskan untuk segera melakukan penyerangan dan merebut Madangkara dari Kuntala.
***
Pertarungan antara Ardalepa dan Gardika masih berlangsung. Saat bertarung dengan jarak dekat, Gardika menggunakan ilmu kanuagannya tanpa diketahui oleh Adalepa. Sehingga Ardalepa terlempar keluar arena dan Ardalepa kalah. Adalepa tidak terima, ia lalumencoba kembali memasuki aena, tapi dicegah oleh prajurit karena memang ia dinyatakan kalah.
Gardika di Arena laga mendapat penantang baru. Ia adalah Sanjaya orang yang sebenarnya adalah pemilik pedang Kemuning emas yang diperebutkan itu. Sanjaya akhirnya mengalahkan Gayati dengan mudah, karena memang ilmu Sanjaya lebih tinggi dari Gardika.
***
Sesampainya Brama di markas Gottawa, ia memberi tahu Gottawa kalau ia akan menyerang Madangkara. Gottawa menyambut baik keputusan Brama itu. Kini mereka sudah bersiap menyerang Madangkara yang saat itu tidak ada pemimpinnya, karena pemimpinnya ada di Kuntala mengikuti sayembara.
Penyerangan dimulai dari perjalanan. Dihutan pasukan Brama, Gottawa dan Utari melihat rombangan kerajaan. ia mengira kalau rombongan itu adalah petinggi kerajaan Kuntala. Tetapi ia ternyata adalah Raja dari kerajaan Sekati bersama Putrinya Dewi Harnum.
Pasukan Gottawa yang sudah mengepung diminta mundur oleh Brama, karena Brama mengenal orang itu. Orang itu adalah Raja dari kerajaan Sekali yang hendak ke Kuntala.
Brama menjelaskan kalau dia adalah Putra Madangkara yang akan merebut kembali kerajaan Madangkara dari Kuntala. Diluar dugaan, ternyata Raja kerajaan Sekati menyetujuinya, bahkan ia mau membantu pasukan dalam hal penyerangan.
Raja kerajaan Sekati sebenarnya sudah muak dengan kelakuan orang-orang orang Kuntala yang begitu kejam.
***
Kemenangan Sanjaya di pertarungan sayembaa tidak langsung menang, pedang yang dimintanya karena memenangkan pertandingan itu tidak langsung diberikan. Gardika yang saat itu sudah terkapar mengluarkan pisau dan menusu Sanjaya dari belakang sehingga Sanjaya pingsan.
Supaya Gardika menang, ia harus berdiri, padahal ia terkena pukulan Sanjaya yang dahsyat, meski susah, ia akhirnya berdiri dan menjadi pemenang.
Kemenangan Gardika tidak disetujui oleh Ardalepa. tapi apa boleh buat raa telah memutuskan kalau Garika menang.
Selain mendapatkan pedang Kemuning emas, Gardika juga menjadi anak emas yaitu orang yang berhak menjadi raja setelah waja wafat nanti.
Mendengar hal ini, Ardalepa marah,karena ia merasa masih keturunan kerajaan, tapi malah diwariskan kepada oang lain yang bukan siaa-siapa. Ardalepa adalah anak dari raja sebelumnya yang juga saudara dari Raja Kuntala saat ini.
***
Brama memanfaatkan situasi di Kuntala untuk menyerang Madangkara. Akhirnya berhasil menduduki Madangkara.
Prajurit yang kalah berhasil melapor sehingga mengirim para tumenggungnya untuk menumpas pembrontak Madangkara.
Utari yang menjaga perbatasan kewalahan karena dia berhadapan dengan para tumenggung. Salah satunya pemilik baru pedang kemuning Emas yang terkenal sakti ialah Gardika.
Utari kalah dan sekarat. Saat itu ia bertemu dengan Mantili yang hendak ke Madangkara. Karena Utari tahu bahwa pemilik sebenarnya adalah Mantili, ia memberikan pedang Merah kepada Mantili dan berpesan agar Mantili menjaga Gottawa.
Mantili bergegas menuju Madangkara.
***
Di Madangkara Brama sudah berhasil merebut kerajaan Madangkara. Saat itu Para tumenggung akhirnya sampai juga.
Tapi akhir dari pertarungan sengit itu, Gardika kalah dari Brama meski menggunakan pedang Kemuning emas. Mungkin saat itu tenaga Garika terkuras karena mengikuti sayembara. dan ia belum sepenuhnya menguasai pedang kemuning emas.
Brama masih berbaik hati mengusir para tumenggung yang kalah. ie menyuruh tumenggung itu memberi tahu raja kalau madangkara sudah terbebas dari penjajahan Kuntala. Dan saat itu ia menyatakan kalau Madangkaa Merdeka dari penjajahan.
Mantili yang baru sampai di Madangkara tekejut kalau yang memimpin pemberontakan itu adlah Bama Kumbaa yaitu Saudaranya sendiri.
.................
B E R S A M B U N G ...
Ngantuk berat nih .... masih ada sedikit saya masukkan ke episode berikutnya . sampai jumpa selamat malam.
Pada awalnya Utari menang, tapi beberapa saat kemudian, Utari terkena pukulan dari Mantili. Sebenarnya Utari tidak kalah. Tapi Utari mengingat kalau Mantili dahulu pernah menarik pedangnya. Maka saat pertarungan sayembara ini, Utari memilih untuk menghindar agar pedang merah tidak jatuh ketangan Mantili.
Utari menggunakan topeng melawan Mantili |
Prima Handra bingung kalauMantili wanita yang ia hadai ternyata tangguh juga. dengan terpaksa dan gugup akhirnya ia melawan Mantili. Tapi dengan beberapa pukul saja, Prima Handra kalah.
Mak Kecombrang tentu tidak mau diam saja melihat kekasihnya kalah begitu saja. Ia menggunakan kesaktiannya memasuki tubuh Pima Handra. Sontak Prima Handra menjadi kuat seketika. Dan bisa dipastikan Mantili kalah dengan mudah hingga keluar arena sayembara.
Adalepa yang tidak terima Anaknya kalah, langsung memasuki arena laga. Pertarungan melawan Prima Handra berlangsung seru, bahkan mereka sempat adu kesaktian. Tapi akhirnya Prima Handra kalah karena terlempar dari Arena.
Ardalepa menang. Ia kini sudah meminta senjata kemuning emas. Tapi sayembara belum berakhir. Kini giliran Gardika Maju menghadapi Ardalepa.
Kembali terjadi pertarungan seru antara Ardalepa dengan Gardika.
***
Ditengah perjalanan Brama Kumbara menuju markas Gottawa dihutan, ia menemukan penduduk yang disiksa oleh prajurit. Saat itu rakyat disiksa dan harta kekayaannya dirampas.
Brama Kumbara yang melihat kejadian itu tidak tega dan membebaskan warga tesebut dari para prajurit.
Masyarakat ini sangat beterima Kasih karena ditolong oleh Brama. Salah satu warga berkata. "Sungguh mulia hati raden. Jika aden menjadi raja, pasti penduduk akan menjadi aman tentram"
Mendengar hal tesebut, Brama hatinya menjadi Membara, ia lalu memutuskan untuk segera melakukan penyerangan dan merebut Madangkara dari Kuntala.
***
Pertarungan antara Ardalepa dan Gardika masih berlangsung. Saat bertarung dengan jarak dekat, Gardika menggunakan ilmu kanuagannya tanpa diketahui oleh Adalepa. Sehingga Ardalepa terlempar keluar arena dan Ardalepa kalah. Adalepa tidak terima, ia lalumencoba kembali memasuki aena, tapi dicegah oleh prajurit karena memang ia dinyatakan kalah.
Gardika di Arena laga mendapat penantang baru. Ia adalah Sanjaya orang yang sebenarnya adalah pemilik pedang Kemuning emas yang diperebutkan itu. Sanjaya akhirnya mengalahkan Gayati dengan mudah, karena memang ilmu Sanjaya lebih tinggi dari Gardika.
***
Sesampainya Brama di markas Gottawa, ia memberi tahu Gottawa kalau ia akan menyerang Madangkara. Gottawa menyambut baik keputusan Brama itu. Kini mereka sudah bersiap menyerang Madangkara yang saat itu tidak ada pemimpinnya, karena pemimpinnya ada di Kuntala mengikuti sayembara.
Penyerangan dimulai dari perjalanan. Dihutan pasukan Brama, Gottawa dan Utari melihat rombangan kerajaan. ia mengira kalau rombongan itu adalah petinggi kerajaan Kuntala. Tetapi ia ternyata adalah Raja dari kerajaan Sekati bersama Putrinya Dewi Harnum.
Pasukan Gottawa yang sudah mengepung diminta mundur oleh Brama, karena Brama mengenal orang itu. Orang itu adalah Raja dari kerajaan Sekali yang hendak ke Kuntala.
Brama menjelaskan kalau dia adalah Putra Madangkara yang akan merebut kembali kerajaan Madangkara dari Kuntala. Diluar dugaan, ternyata Raja kerajaan Sekati menyetujuinya, bahkan ia mau membantu pasukan dalam hal penyerangan.
Raja kerajaan Sekati sebenarnya sudah muak dengan kelakuan orang-orang orang Kuntala yang begitu kejam.
***
Kemenangan Sanjaya di pertarungan sayembaa tidak langsung menang, pedang yang dimintanya karena memenangkan pertandingan itu tidak langsung diberikan. Gardika yang saat itu sudah terkapar mengluarkan pisau dan menusu Sanjaya dari belakang sehingga Sanjaya pingsan.
Supaya Gardika menang, ia harus berdiri, padahal ia terkena pukulan Sanjaya yang dahsyat, meski susah, ia akhirnya berdiri dan menjadi pemenang.
Kemenangan Gardika tidak disetujui oleh Ardalepa. tapi apa boleh buat raa telah memutuskan kalau Garika menang.
Selain mendapatkan pedang Kemuning emas, Gardika juga menjadi anak emas yaitu orang yang berhak menjadi raja setelah waja wafat nanti.
Mendengar hal ini, Ardalepa marah,karena ia merasa masih keturunan kerajaan, tapi malah diwariskan kepada oang lain yang bukan siaa-siapa. Ardalepa adalah anak dari raja sebelumnya yang juga saudara dari Raja Kuntala saat ini.
***
Brama memanfaatkan situasi di Kuntala untuk menyerang Madangkara. Akhirnya berhasil menduduki Madangkara.
Prajurit yang kalah berhasil melapor sehingga mengirim para tumenggungnya untuk menumpas pembrontak Madangkara.
Utari yang menjaga perbatasan kewalahan karena dia berhadapan dengan para tumenggung. Salah satunya pemilik baru pedang kemuning Emas yang terkenal sakti ialah Gardika.
Utari kalah dan sekarat. Saat itu ia bertemu dengan Mantili yang hendak ke Madangkara. Karena Utari tahu bahwa pemilik sebenarnya adalah Mantili, ia memberikan pedang Merah kepada Mantili dan berpesan agar Mantili menjaga Gottawa.
Mantili bergegas menuju Madangkara.
***
Di Madangkara Brama sudah berhasil merebut kerajaan Madangkara. Saat itu Para tumenggung akhirnya sampai juga.
Tapi akhir dari pertarungan sengit itu, Gardika kalah dari Brama meski menggunakan pedang Kemuning emas. Mungkin saat itu tenaga Garika terkuras karena mengikuti sayembara. dan ia belum sepenuhnya menguasai pedang kemuning emas.
Brama masih berbaik hati mengusir para tumenggung yang kalah. ie menyuruh tumenggung itu memberi tahu raja kalau madangkara sudah terbebas dari penjajahan Kuntala. Dan saat itu ia menyatakan kalau Madangkaa Merdeka dari penjajahan.
Mantili yang baru sampai di Madangkara tekejut kalau yang memimpin pemberontakan itu adlah Bama Kumbaa yaitu Saudaranya sendiri.
.................
B E R S A M B U N G ...
Ngantuk berat nih .... masih ada sedikit saya masukkan ke episode berikutnya . sampai jumpa selamat malam.