Ringkasan Cerita Brama Kumbara 2013 Episode 28
Brama Kumbara 2013.
Sebelumnya di episode 27, Brama berhasil menuduki kembali kerajaan madangkara yang dijajah oleh Kuntala. Kini Madangkara tebebas dai penjajahan dan menjadi sebuah kerajaan yang Merdeka.
Episode 28
Setelah peperangan dimenangkan oleh Brama Kumbara, Brama dan teman-teman begegas menuju ke mayat Utari yang tergeletak dihutan. Gottawa sangat bersedih atas meninggalnya orang yang dicintainya Utari.
Utari mengorbankan nyawanya untuk merebut Madangkara dari Kuntala. Dan pengobanan itu berhasil memerdekakan Madangkara dari Kuntala.
***
Raja Kuntala tidak dapat menerima kekalahan yang dialami oleh Gardika dan pasukannya. Ia marah dan memberi hukuman kepada Gardika yaitu dengan menarik kembali pedang kemuning emas yang telah diberikannya.
Gardika tidak terima. Gardika marah. Andai saja ia saat itu dalam keadaan tidak sakit, ia akan memukul raja. Tapi apa hendak dikata itu adalah keputusan raja. Gardika merasa sangat malu karena pedang itu diambil kembali oleh raja.
Raja sangat marah pada semua petinggi kerajaan termasuk Ardalepa. Raja menyuruh Ardalepa dengan kekuatan besar untuk membumi hanguskan Madangkara.
***
Raden Samba tekesan dengan perjuagan Brama yang kini behasil memerdekakan Madangkara. Ia kemudian meminta bantuan dari Raja Kerajaan sanggem yang tak lain adalah Ayahnya.
Menurut Samba, kerajaan Sanggem tidak ubahnya seperti Madangkara yang di jajah Kuntala. Karena itu ia beniat membantu Brama.
***
Gottawa masih berduka atas Meninggalnya Utari. disaat itulah Mantili mendekat sebagai tean mencoba menghibur Gottawa.
Saat sedang bersama, datanglah Raden samba. Awalnya Gotawa mencurigai kalau Samba membawa tliksandi. tapi tenyata tidak, Samba beniat membantu Brama dan Samba diptemukan dengan Brama.
***
Brama bersyukur karena Samba ikut membantu prajurit untuk pertahanan dan menyerang Kuntala. Kemudian disaat itulah datang raja dari kerajaan SEGATI besama Putrinya. ia juga membawa pasukan, persenjataan dan bebagai kebutuhan untuk pepeangan.
Dengan bantuan dari kerajaan Sanggem dan Sekati, kerajaan Madangkara menjadi semakin kuat.
Brama bersyukur atas bantuan-bantuan itu yang sebeumnya ia tidak berfikiran kalau gerakannya memerdekakan Madangkara mendapat banyak dukungan.
***
Kemenangan yang dialami Brama bersama teman-temannya tidak lantas membuat ia besar kepala. ia memperhatikan keadaan Madangkara sampai sedetil-detilnya. Termasuk menghadapi kemungkinan terburuk saat diserang oleh Kuntala.
Mantili yang saat itu melihat pebincangan Brama dan Gottawa beserta kawan-kawan makin kagum. Bahwa mereka memang sangat detail memikirkan keadaan kerajaan termasuk rakyatnya.
Mantili heran, mengapa mendiang Utari memberikan pedang itu kepadanya. Ia bercerita tentang hal tersebut kepada saudaranya Brama.
Tanda lahir dibelakang telinga Mantili saat dilihat oleh Utari itulah yang membuat Utari yakin kalau Mantili adalah pemilik pedang merah.
Atas saran Brama dan Gottawa, Mantili mencoba menggunakan pedang Merah. Dalam latihan memang terlihat pedang merah memilih Mantili. Namun sayang tenaga Mantili belum bisa sepenuhnya memegang pedang merah yang pada akhir latihan itu membuat Mantili pingsan.
Saat terbangun dari pingsan, Mantili mengalami kedinginan yang luar biasa. Saat itu mantili keinginan.
Brama dan Gottawa melihat hal itu langsung menyalurkan tenaga dalamnya dan berhasil mengurangi kedinginan yang ada pada Mantili.
***
Adalepa berjanji akan menyerang Madangkara dengan pasukan besar dan mengalahkan Brama serta membawa Kepalanya. Tapi dengan Syarat. Raja haus membeikan pedang Kemuning emas dan membebaskan Gayati yang di sekap raja Kuntala.
Raja Kuntala hanya menyetujui satu permintaan yaitu membeikan pedang Kemuning emas tapi tidak menbebaskan Gayatri.
Tapi kepercayaan raja disalah gunakan oleh Ardalepa. Ardalepa malah ingin membunuh raja dengan pedang itu.
Saat Ardalepa masuk kekamar raja dalam keadaan tidur, ia hampir membunuh raja, tapi ada Patih yang sedang lewat sehingga ia menguungkan niatnya.
Diluar istana Ardalea mengancam tiga tumenggung agar menjadi pengikutnya yaitu Tumenggung Buntak Bumi, Adyaksa dan Kertagena.
Karena terpaksa ketiga tumenggung tadi terpaksa mengikuti kemauan Adalepa. Tapi setelah kepulangan Gardika dari pemulihan sakitnya, ia akan kembali memusuhi Ardalepa.
***
Tanpa diduga Ardalepa yang dalam keadaan marah pada Rajanya, mendatangi Brama. Adalepa meminta Brama menyerang Kuntala. Karena saat itu Kuntala sedang dalam keadaan lemah.
Tapi Brama menolak. karena ia tidak tamak. setiap tindakannya yang diambil harus penuh perhitungan.
***
Brama berniat membawa Ibunya pulang dari Kuntala. Mantili yang mengetahui hal itu langsung ingin membantu Brama. Tapi Gottawa melarangnya. Karena Mantili keadaannya belum pulih dan urusan Mantili di minta Gottawa untuk menanganinya.
Mantili berhasil mesuk ke Kerajaan Kuntala dengan rapih. Tidak ada prajurit yang behasil mengetahuinya dan ia dengan mudah masuk ke kamar Gayatri.
Pada awalnya Gayati tidak mau ikut dengan Brama. ia menginginkan Brama tetap menjadi panglima perang di Kuntala. Tapi Brama menyayangkan perkataa ibunya tersebut. Brama mengingatkan Ibunya betapa Menderitanya kerajaan Madangkara dijajah oleh Kuntala.
Akhirnya karena mengingat masa kecilnya yang kelam dan terbunuhnya ayah Brama, Gayatri bersedia ikut Brama.
***
Aralepa mencari Istrinya, tapi tidak ditemukan di kamarnya, Ardalepa marah. Raja menertawai Adalepa karena Gayatri telah pergi ke Madangkara terlihat dari surat yang ditulis oleh Gayatri.
Raja marah dan menyalahkan Ardalepa karena ia telah menikahi Orang Madangkara. Lalu raja menyuruh menyerang Madangkara dengan pasukan besar.
Ardalepa marah saat 2 senopati yang diberi kepercayaan yaitu Kendala dan Samba yang ternyata lebih memilih Brama dari pada dirinya.
Akhirnya Ardalepa berangkat dengan persenjataan lengkap menyerang Madangkara.
Ditengah perjalanan terlihat dari kejauhan Sanjaya mengintip. ia akan merebut kembali pedang Kemuning emas yang dibawa oleh Adalepa.
B E R S A M B U N G . . . . .
Sebelumnya di episode 27, Brama berhasil menuduki kembali kerajaan madangkara yang dijajah oleh Kuntala. Kini Madangkara tebebas dai penjajahan dan menjadi sebuah kerajaan yang Merdeka.
Episode 28
Mantili dengan pedang Merah |
Utari mengorbankan nyawanya untuk merebut Madangkara dari Kuntala. Dan pengobanan itu berhasil memerdekakan Madangkara dari Kuntala.
***
Raja Kuntala tidak dapat menerima kekalahan yang dialami oleh Gardika dan pasukannya. Ia marah dan memberi hukuman kepada Gardika yaitu dengan menarik kembali pedang kemuning emas yang telah diberikannya.
Gardika tidak terima. Gardika marah. Andai saja ia saat itu dalam keadaan tidak sakit, ia akan memukul raja. Tapi apa hendak dikata itu adalah keputusan raja. Gardika merasa sangat malu karena pedang itu diambil kembali oleh raja.
Raja sangat marah pada semua petinggi kerajaan termasuk Ardalepa. Raja menyuruh Ardalepa dengan kekuatan besar untuk membumi hanguskan Madangkara.
***
Raden Samba tekesan dengan perjuagan Brama yang kini behasil memerdekakan Madangkara. Ia kemudian meminta bantuan dari Raja Kerajaan sanggem yang tak lain adalah Ayahnya.
Menurut Samba, kerajaan Sanggem tidak ubahnya seperti Madangkara yang di jajah Kuntala. Karena itu ia beniat membantu Brama.
***
Gottawa masih berduka atas Meninggalnya Utari. disaat itulah Mantili mendekat sebagai tean mencoba menghibur Gottawa.
Saat sedang bersama, datanglah Raden samba. Awalnya Gotawa mencurigai kalau Samba membawa tliksandi. tapi tenyata tidak, Samba beniat membantu Brama dan Samba diptemukan dengan Brama.
***
Brama bersyukur karena Samba ikut membantu prajurit untuk pertahanan dan menyerang Kuntala. Kemudian disaat itulah datang raja dari kerajaan SEGATI besama Putrinya. ia juga membawa pasukan, persenjataan dan bebagai kebutuhan untuk pepeangan.
Dengan bantuan dari kerajaan Sanggem dan Sekati, kerajaan Madangkara menjadi semakin kuat.
Brama bersyukur atas bantuan-bantuan itu yang sebeumnya ia tidak berfikiran kalau gerakannya memerdekakan Madangkara mendapat banyak dukungan.
***
Kemenangan yang dialami Brama bersama teman-temannya tidak lantas membuat ia besar kepala. ia memperhatikan keadaan Madangkara sampai sedetil-detilnya. Termasuk menghadapi kemungkinan terburuk saat diserang oleh Kuntala.
Mantili yang saat itu melihat pebincangan Brama dan Gottawa beserta kawan-kawan makin kagum. Bahwa mereka memang sangat detail memikirkan keadaan kerajaan termasuk rakyatnya.
Mantili heran, mengapa mendiang Utari memberikan pedang itu kepadanya. Ia bercerita tentang hal tersebut kepada saudaranya Brama.
Tanda lahir dibelakang telinga Mantili saat dilihat oleh Utari itulah yang membuat Utari yakin kalau Mantili adalah pemilik pedang merah.
Atas saran Brama dan Gottawa, Mantili mencoba menggunakan pedang Merah. Dalam latihan memang terlihat pedang merah memilih Mantili. Namun sayang tenaga Mantili belum bisa sepenuhnya memegang pedang merah yang pada akhir latihan itu membuat Mantili pingsan.
Saat terbangun dari pingsan, Mantili mengalami kedinginan yang luar biasa. Saat itu mantili keinginan.
Brama dan Gottawa melihat hal itu langsung menyalurkan tenaga dalamnya dan berhasil mengurangi kedinginan yang ada pada Mantili.
***
Adalepa berjanji akan menyerang Madangkara dengan pasukan besar dan mengalahkan Brama serta membawa Kepalanya. Tapi dengan Syarat. Raja haus membeikan pedang Kemuning emas dan membebaskan Gayati yang di sekap raja Kuntala.
Raja Kuntala hanya menyetujui satu permintaan yaitu membeikan pedang Kemuning emas tapi tidak menbebaskan Gayatri.
Tapi kepercayaan raja disalah gunakan oleh Ardalepa. Ardalepa malah ingin membunuh raja dengan pedang itu.
Saat Ardalepa masuk kekamar raja dalam keadaan tidur, ia hampir membunuh raja, tapi ada Patih yang sedang lewat sehingga ia menguungkan niatnya.
Diluar istana Ardalea mengancam tiga tumenggung agar menjadi pengikutnya yaitu Tumenggung Buntak Bumi, Adyaksa dan Kertagena.
Karena terpaksa ketiga tumenggung tadi terpaksa mengikuti kemauan Adalepa. Tapi setelah kepulangan Gardika dari pemulihan sakitnya, ia akan kembali memusuhi Ardalepa.
***
Tanpa diduga Ardalepa yang dalam keadaan marah pada Rajanya, mendatangi Brama. Adalepa meminta Brama menyerang Kuntala. Karena saat itu Kuntala sedang dalam keadaan lemah.
Tapi Brama menolak. karena ia tidak tamak. setiap tindakannya yang diambil harus penuh perhitungan.
***
Brama berniat membawa Ibunya pulang dari Kuntala. Mantili yang mengetahui hal itu langsung ingin membantu Brama. Tapi Gottawa melarangnya. Karena Mantili keadaannya belum pulih dan urusan Mantili di minta Gottawa untuk menanganinya.
Mantili berhasil mesuk ke Kerajaan Kuntala dengan rapih. Tidak ada prajurit yang behasil mengetahuinya dan ia dengan mudah masuk ke kamar Gayatri.
Pada awalnya Gayati tidak mau ikut dengan Brama. ia menginginkan Brama tetap menjadi panglima perang di Kuntala. Tapi Brama menyayangkan perkataa ibunya tersebut. Brama mengingatkan Ibunya betapa Menderitanya kerajaan Madangkara dijajah oleh Kuntala.
Akhirnya karena mengingat masa kecilnya yang kelam dan terbunuhnya ayah Brama, Gayatri bersedia ikut Brama.
***
Aralepa mencari Istrinya, tapi tidak ditemukan di kamarnya, Ardalepa marah. Raja menertawai Adalepa karena Gayatri telah pergi ke Madangkara terlihat dari surat yang ditulis oleh Gayatri.
Raja marah dan menyalahkan Ardalepa karena ia telah menikahi Orang Madangkara. Lalu raja menyuruh menyerang Madangkara dengan pasukan besar.
Ardalepa marah saat 2 senopati yang diberi kepercayaan yaitu Kendala dan Samba yang ternyata lebih memilih Brama dari pada dirinya.
Akhirnya Ardalepa berangkat dengan persenjataan lengkap menyerang Madangkara.
Ditengah perjalanan terlihat dari kejauhan Sanjaya mengintip. ia akan merebut kembali pedang Kemuning emas yang dibawa oleh Adalepa.
B E R S A M B U N G . . . . .