Sinopsis Brama Kumbara Episode 51
Di Episode ke 51 ini Brama Kumbara mendapatkan musuh yang sulit dikalahkan. ia adalah Ardalepa yang bersekutu dengan iblis. Berbagai cara telah dilakukan oeh Brama, tai tidak semuanya berhasil.
Brama Kumbara mempelajari kitab milik kakek Astagina untuk mengalahkan Iblis. Dari kitab itu terdapat keterangan bahwa untuk dapat mengalahkan Iblis, Brama Kumbara harus melakukan tapa Brata selama 40 hari 40 malam.
Dalam sebuah petemuan bersama seluruh petinggi Kerajaan Madangkara Brama memberitahu ia akan bersemedi. Untuk itu semua orang harus menjaga keamanan Madangkara selama Brama bersemedi.
Dalam pertemuan itu sempat terjadi percekcokan antara Samba dan Gottawa. Gottawa menyalahkan Samba karena menyerang Sanggem seorang diri. Sementara Samba membela, bahwa ia harus merebut Sanggem, karena ia adalah putra Mahkota. Untunglah Mahesa segera masuk dan melerai percekcokan yang hampir menjadi perkelahian.
Brama menganjurkan agar Samba, Gottawa dan mantili untuk menambah ilmu kedikjayaan mereka. mengingat musuh yang sudah semakin kuat dan ancaman bisa datang-dari mana saja.
Mahesa menawarkan diri untuk membagi ilmu yang ia miliki kepada Samba dan Gottawa.
Tak lama kemudian datanglah kakek Astagina yang juga menawarkan untuk mengajarkan ilmu kedikjayaan. Kakek Astagina mengatakan kalau ilmu yang dimiliki Mahesa sudah dibilang Setara dengan Brama Kumbara.
***
Di luar Istana Madangkara datang Lugina menuntut balas atas kekalahan Kijara. Ia ingin membunuh Mahesa karena memutuskan tangan Kijara.
Mahesa dengan Sabar menghadapi Lugina. Ilmu Mahesa memang tinggi. Dengan Sabetan pedang Kemuning emas miliknya, Mahesa berhasil membunuh Lugina.
***
Berita kekalahan Lugina terdengar ke Sanggem. Berita ini tidak dapat diterima oleh Kijara. ia lantas menyerang Madangkara menuntut balas kematian Lugina.
Dimana Kijara berhadapan dengan Mahesa. Dengan Emosi yang besar, Mahesa berhasil dikalahkan. Beberapa jurus membuat Mahesa jatuh terlempar.
Ayu Kirana, Samba dan Gottawa membantu perkelahian itu, tapi mereka semua kalah oleh Kijara.
Beruntung Brama segera datang. Ajian waringin sungsang milik Kijara berhasil ditahan oleh Brama dengan ajian Lampah Lumpuh. Jika saja Pasopati tidak segera datang, maka Kijara bisa kalah, bahkan bisa mati. Karena ajian lampah Lumpuh milik Brama sudah mencapai tingkat sempurna.
Karena pertarungan dua lawan satu, Brama Kalah. Kakek Astagina juga tidak tinggal diam. ia membela muridnya dan menegur Pasopati karena berbuat curang.
Pasopati menentang kakek Astagina untuk bertarung. tapi Astagina menolak bertarung karena ia masih menghormatinya sebagai adik sepeguruan.
Pasopati ingin membalas dendam karena ia merasa dikecewakan. Dahulu ada seorang wanita yang ia sukai. Pasopati mengatakan kalau wanita tersebut direbut oleh Astagina. Padahal menurut Kakek Astagina wanita tersebut yang mengejarnya. Karena Astagina tidak menyukainya, kemudian wanita itu bunuh diri. Masalah itulah yang terus membuat Pasopati membenci Astagina.
***
Nyai Kecombran dari Sanggam menyerang Madangkara. Ia menuntut balas terhadap perbuatan Samba. Kedatangan Nyai Kcombrang ke Madangkara sebenarnya di suruh oleh Raksa Kumala. Dengan alasan Balas dendam. Padahal tujuan sebenarnya agar Nyai Kcombrang mati dibunuh pendekar Madangkara.
Tongkat sakti Matadewanya yang semula disembunyikannya, kini dikembalikan. sehingga Nyai Kcombrang tidak lagi buta. dengan bantuan tongkat itu, ia bisa melihat kembali.
Kedatangan Nyai Kcombrang disambut oleh Mantili. Mantili yang seorang diri tentu tak bisa menghadapi Nyai Kcombrang sendirian.
Mantili kemudian dibantu para pendekar yang lain. Mahesa, Gottawa Samba dan Ayu Kirana. Tapi kesaktian Nyai Kcombang memang tinggi. ia mengalahkan pendekar madangkara itu. Mantili yang terluka memberitahu Raja Madangkara yang sedang bersemedi. Tapi Brama tidak bisa membantu. ia harus berhasil menyelesaikan persemedian itu agar tujuannya tercapai.
Saat perkelahian seru antara Nyai Kcombrang dan keempat pendekar Madangkara, Keempat pendekar itu menyatukan kekuatan melawan Nyai Kcombrang. Tapi tiba-tiba Tongkat sakti Nyai Kcombrang diambil Dewa. Nyai Kcombrang kembali menjadi buta.
Nyi Kcombrang kalah dan sebelum melarikan diri ada suara dewa yang mengatakan kalau Nyai Kcombrang telah menyalahgunakan kesaktian dari tongkat mata dewa. Tongkat matadewa tidak boleh disalahgunakan, karena bila tongkat itu disalahgunakan, maka dewa akan kembali mengambil tongkat itu kembali.
Saat Nyai Kcombrang melarikan diri, keempat pendekar Madangkara berbagi tugas. Gottawa dan Mahesa mengejar nyai Kcombrang, sementara Samba dan Ayu Kirana kembali menjaga keadaan Madangkara.
Raksa Kumala yang melihat perkelahian itu dari jauh kemudian mencari kemana Nyai Kcombrang pegi.Tak lama kemudian ia menemukan nyai kcombrang tergeletak tidak berdaya ditengah hutan.
Raksa Kumala kemudian menghempaskan Nyai Kcombrang dengan Batu besar agar mati. kemudian terdengar suara teriakan yang luar biasa dari Nyai Kcombrang. Raksa Kumala kemudian meninggalkan tempat itu. karena Nyai Kcombrang telah mati.
Mendengar teriakan itu Gottawa dan Mahesa berbegas ke arah sumber suara itu. ternyata ia melihat Nyai Kcombrang tergeletak mengenaskan. diatas tubuhnya tedapat sebongkah batu besar.
***
Ardalepa mengumpulkan beberapa raja kerajaan kecil yang menjadi taklukkan Kuntala. ia meminta para raja itu untuk bersiap untuk menyerang kerajaankecil lainnya untuk memperbesar kerajaan Kuntala.
beberapa raja yang menentang langsung dimusnahkan. ia menjadi debu. sungguh kejam Ardalepa sudha tidak layak lagi disebut manusia.
Banaspati memperingatkan Ardalepa bahwa diluar sana banyak yang mengancam. Setelah Ardalepa memeriksanya, ternyata itu adalah perbuatan raja kecil yang belum menyetujuinya. Ada beberapa pemberontakan melawan prajurit Kuntala. Tapi kehadiran Ardalepa dengan mudah menumpas pemberontak itu.
Banaspati memperingatkan Ardalepa kalau Brama kini sudah melakukan tapa untuk mengalahkan Adalepa. Bila tapa itu berhasil, Brama akan menjadi Ancaman Ardalepa, bahkan Brama bisa membunuh Ardalepa. Untuk itu Ardalepa harus menghentikan semedi Brama.
Ardalepa mengganggu semedi Brama dengan menyerangnya. Ardalepa kemudian berubah menjadi kelelawar kecil dan terbang mengganggu Brama. Tapi serangan itu tidak berhasil mengganggu kosentrasi Brama. ia kemudian melakukan cara lain untuk mengganggu Brama.
Ardalepa kemudian masuk dalam alam semedi Brama. Ardalepa membawa ibunda Brama Gayatri, kemudian mencekiknya. Hampir saja Brama terbangun menghentikan tindakan Ardalepa itu. Tapi ia kemudian kembali sadar dan tidak menghiraukan hal itu. Brama masih kokoh dalam persemedian itu.
Ardalepa makin geram, ia marah berbagai cara dicoba tapi gagal.
Banaspati juga tidak tinggal diam untuk mengganggu semedi Brama. Banaspati menyandra Putri Harnum bertujuan agar Brama tidak bisa berkonsentrasi. Tapi Brama masih pada pendiriannya. Sehingga Banaspati membawa Putri Harnum sebagai tawanannya.
***
Lasmini Gardika dan Gardanara kini telah berada di Padepokan Sambar Nyawa milik Kakek Lasmini. Lasmini terlihat murung ia tidak bergairah. Gardanara penasaran dan menanyakan apa yang terjadi. Tapi tidak ada jawaban dari Lasmini, sehingga Gardanara marah-marah.
Gardika juga bertanya pada Lasmini, ia juga tidak menjawab.
Tiba-tiba datang Aki Rentabala. Aki Rentabala mengatakan "kalau kalian ingin mendapatkan ilmu Pancasona dan Rawa Rontek lagi, Kalian harus memenuhi syarat yang pernah dilakukan oleh Lasmini."
Lasmini tidak menjawab. Tapi Aki Renta Bala Akhirnya menjelaskan pada Gardika. Gardika mengatakan pada Gardanara. Tapi Gardanara malah marah pada Lasmini dan mengatakan kalau Lasmini adalah perempuan murahan.
Lasmini menangis karena sebenernya apa yang ia lakukan adalah untuk menyelamatkannya dari kematian dan peyiksaan Aki Renta Bala.
Gardika berusaha menenangkan Gardanara yang sedang marah. Gardika menjelaskan "bagaimana kalau kita manfaatkan lasmini untuk melengkapi syarat yang diminta Aki Renta Bala. Karena Sepertinya Aki Renta Bala menginginkan tubuh Lasmini"
***
Nyi Kcombrang diselamatkan Buntak Bumi dan Kertagena. Tapi Buntak Bumi melihat Nyai Kcombrang yang masih hidup, ia ketakutan dan melarikan diri.
___________________________
B E R S A M B U N G . . .
Brama Kumbara mempelajari kitab milik kakek Astagina untuk mengalahkan Iblis. Dari kitab itu terdapat keterangan bahwa untuk dapat mengalahkan Iblis, Brama Kumbara harus melakukan tapa Brata selama 40 hari 40 malam.
Dalam sebuah petemuan bersama seluruh petinggi Kerajaan Madangkara Brama memberitahu ia akan bersemedi. Untuk itu semua orang harus menjaga keamanan Madangkara selama Brama bersemedi.
Dalam pertemuan itu sempat terjadi percekcokan antara Samba dan Gottawa. Gottawa menyalahkan Samba karena menyerang Sanggem seorang diri. Sementara Samba membela, bahwa ia harus merebut Sanggem, karena ia adalah putra Mahkota. Untunglah Mahesa segera masuk dan melerai percekcokan yang hampir menjadi perkelahian.
Brama menganjurkan agar Samba, Gottawa dan mantili untuk menambah ilmu kedikjayaan mereka. mengingat musuh yang sudah semakin kuat dan ancaman bisa datang-dari mana saja.
Mahesa menawarkan diri untuk membagi ilmu yang ia miliki kepada Samba dan Gottawa.
Tak lama kemudian datanglah kakek Astagina yang juga menawarkan untuk mengajarkan ilmu kedikjayaan. Kakek Astagina mengatakan kalau ilmu yang dimiliki Mahesa sudah dibilang Setara dengan Brama Kumbara.
***
Di luar Istana Madangkara datang Lugina menuntut balas atas kekalahan Kijara. Ia ingin membunuh Mahesa karena memutuskan tangan Kijara.
Mahesa dengan Sabar menghadapi Lugina. Ilmu Mahesa memang tinggi. Dengan Sabetan pedang Kemuning emas miliknya, Mahesa berhasil membunuh Lugina.
***
Berita kekalahan Lugina terdengar ke Sanggem. Berita ini tidak dapat diterima oleh Kijara. ia lantas menyerang Madangkara menuntut balas kematian Lugina.
Dimana Kijara berhadapan dengan Mahesa. Dengan Emosi yang besar, Mahesa berhasil dikalahkan. Beberapa jurus membuat Mahesa jatuh terlempar.
Ayu Kirana, Samba dan Gottawa membantu perkelahian itu, tapi mereka semua kalah oleh Kijara.
Beruntung Brama segera datang. Ajian waringin sungsang milik Kijara berhasil ditahan oleh Brama dengan ajian Lampah Lumpuh. Jika saja Pasopati tidak segera datang, maka Kijara bisa kalah, bahkan bisa mati. Karena ajian lampah Lumpuh milik Brama sudah mencapai tingkat sempurna.
Karena pertarungan dua lawan satu, Brama Kalah. Kakek Astagina juga tidak tinggal diam. ia membela muridnya dan menegur Pasopati karena berbuat curang.
Pasopati menentang kakek Astagina untuk bertarung. tapi Astagina menolak bertarung karena ia masih menghormatinya sebagai adik sepeguruan.
Pasopati ingin membalas dendam karena ia merasa dikecewakan. Dahulu ada seorang wanita yang ia sukai. Pasopati mengatakan kalau wanita tersebut direbut oleh Astagina. Padahal menurut Kakek Astagina wanita tersebut yang mengejarnya. Karena Astagina tidak menyukainya, kemudian wanita itu bunuh diri. Masalah itulah yang terus membuat Pasopati membenci Astagina.
***
Nyai Kecombran dari Sanggam menyerang Madangkara. Ia menuntut balas terhadap perbuatan Samba. Kedatangan Nyai Kcombrang ke Madangkara sebenarnya di suruh oleh Raksa Kumala. Dengan alasan Balas dendam. Padahal tujuan sebenarnya agar Nyai Kcombrang mati dibunuh pendekar Madangkara.
Tongkat sakti Matadewanya yang semula disembunyikannya, kini dikembalikan. sehingga Nyai Kcombrang tidak lagi buta. dengan bantuan tongkat itu, ia bisa melihat kembali.
Kedatangan Nyai Kcombrang disambut oleh Mantili. Mantili yang seorang diri tentu tak bisa menghadapi Nyai Kcombrang sendirian.
Mantili kemudian dibantu para pendekar yang lain. Mahesa, Gottawa Samba dan Ayu Kirana. Tapi kesaktian Nyai Kcombang memang tinggi. ia mengalahkan pendekar madangkara itu. Mantili yang terluka memberitahu Raja Madangkara yang sedang bersemedi. Tapi Brama tidak bisa membantu. ia harus berhasil menyelesaikan persemedian itu agar tujuannya tercapai.
Saat perkelahian seru antara Nyai Kcombrang dan keempat pendekar Madangkara, Keempat pendekar itu menyatukan kekuatan melawan Nyai Kcombrang. Tapi tiba-tiba Tongkat sakti Nyai Kcombrang diambil Dewa. Nyai Kcombrang kembali menjadi buta.
Nyi Kcombrang kalah dan sebelum melarikan diri ada suara dewa yang mengatakan kalau Nyai Kcombrang telah menyalahgunakan kesaktian dari tongkat mata dewa. Tongkat matadewa tidak boleh disalahgunakan, karena bila tongkat itu disalahgunakan, maka dewa akan kembali mengambil tongkat itu kembali.
Saat Nyai Kcombrang melarikan diri, keempat pendekar Madangkara berbagi tugas. Gottawa dan Mahesa mengejar nyai Kcombrang, sementara Samba dan Ayu Kirana kembali menjaga keadaan Madangkara.
Raksa Kumala yang melihat perkelahian itu dari jauh kemudian mencari kemana Nyai Kcombrang pegi.Tak lama kemudian ia menemukan nyai kcombrang tergeletak tidak berdaya ditengah hutan.
Raksa Kumala kemudian menghempaskan Nyai Kcombrang dengan Batu besar agar mati. kemudian terdengar suara teriakan yang luar biasa dari Nyai Kcombrang. Raksa Kumala kemudian meninggalkan tempat itu. karena Nyai Kcombrang telah mati.
Mendengar teriakan itu Gottawa dan Mahesa berbegas ke arah sumber suara itu. ternyata ia melihat Nyai Kcombrang tergeletak mengenaskan. diatas tubuhnya tedapat sebongkah batu besar.
***
Ardalepa mengumpulkan beberapa raja kerajaan kecil yang menjadi taklukkan Kuntala. ia meminta para raja itu untuk bersiap untuk menyerang kerajaankecil lainnya untuk memperbesar kerajaan Kuntala.
beberapa raja yang menentang langsung dimusnahkan. ia menjadi debu. sungguh kejam Ardalepa sudha tidak layak lagi disebut manusia.
Banaspati memperingatkan Ardalepa bahwa diluar sana banyak yang mengancam. Setelah Ardalepa memeriksanya, ternyata itu adalah perbuatan raja kecil yang belum menyetujuinya. Ada beberapa pemberontakan melawan prajurit Kuntala. Tapi kehadiran Ardalepa dengan mudah menumpas pemberontak itu.
Banaspati memperingatkan Ardalepa kalau Brama kini sudah melakukan tapa untuk mengalahkan Adalepa. Bila tapa itu berhasil, Brama akan menjadi Ancaman Ardalepa, bahkan Brama bisa membunuh Ardalepa. Untuk itu Ardalepa harus menghentikan semedi Brama.
Ardalepa mengganggu semedi Brama dengan menyerangnya. Ardalepa kemudian berubah menjadi kelelawar kecil dan terbang mengganggu Brama. Tapi serangan itu tidak berhasil mengganggu kosentrasi Brama. ia kemudian melakukan cara lain untuk mengganggu Brama.
Ardalepa kemudian masuk dalam alam semedi Brama. Ardalepa membawa ibunda Brama Gayatri, kemudian mencekiknya. Hampir saja Brama terbangun menghentikan tindakan Ardalepa itu. Tapi ia kemudian kembali sadar dan tidak menghiraukan hal itu. Brama masih kokoh dalam persemedian itu.
Ardalepa makin geram, ia marah berbagai cara dicoba tapi gagal.
Banaspati juga tidak tinggal diam untuk mengganggu semedi Brama. Banaspati menyandra Putri Harnum bertujuan agar Brama tidak bisa berkonsentrasi. Tapi Brama masih pada pendiriannya. Sehingga Banaspati membawa Putri Harnum sebagai tawanannya.
***
Lasmini Gardika dan Gardanara kini telah berada di Padepokan Sambar Nyawa milik Kakek Lasmini. Lasmini terlihat murung ia tidak bergairah. Gardanara penasaran dan menanyakan apa yang terjadi. Tapi tidak ada jawaban dari Lasmini, sehingga Gardanara marah-marah.
Gardika juga bertanya pada Lasmini, ia juga tidak menjawab.
Tiba-tiba datang Aki Rentabala. Aki Rentabala mengatakan "kalau kalian ingin mendapatkan ilmu Pancasona dan Rawa Rontek lagi, Kalian harus memenuhi syarat yang pernah dilakukan oleh Lasmini."
Lasmini tidak menjawab. Tapi Aki Renta Bala Akhirnya menjelaskan pada Gardika. Gardika mengatakan pada Gardanara. Tapi Gardanara malah marah pada Lasmini dan mengatakan kalau Lasmini adalah perempuan murahan.
Lasmini menangis karena sebenernya apa yang ia lakukan adalah untuk menyelamatkannya dari kematian dan peyiksaan Aki Renta Bala.
Gardika berusaha menenangkan Gardanara yang sedang marah. Gardika menjelaskan "bagaimana kalau kita manfaatkan lasmini untuk melengkapi syarat yang diminta Aki Renta Bala. Karena Sepertinya Aki Renta Bala menginginkan tubuh Lasmini"
***
Nyi Kcombrang diselamatkan Buntak Bumi dan Kertagena. Tapi Buntak Bumi melihat Nyai Kcombrang yang masih hidup, ia ketakutan dan melarikan diri.
___________________________
B E R S A M B U N G . . .